Senin, 10 Desember 2012

STRATEGI MANAJEMEN STRESS KERJA




STRATEGI MANAJEMEN STRESS KERJA 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Sering kita jumpai didalam kehidupan sehari-hari beberapa orang yang mengalami stres, baik dalam kehidupan sosial maupun dilingkungan kerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang monoton juga akan dapat menyebabkan stres dalam bekerja di beberapa Perusahaan.
Masalah Stres kerja di dalam kehidupan organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat,

Minggu, 24 Juni 2012

Nama-nama Menteri Dalam bahasa Inggris


The Executive Branch
The United Indonesia Cabinet II
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, President
BOEDIONO, Vice President
1.      Hatta RAJASA, Coordinating Minister for Economic Affairs (menteri koordinasi bidang perekonomian )
2.      Agung LAKSONO, Coordinating Minister for the People’s Welfare (Menteri Koordinasi bidang Kesejahteraan Masyarakat)
3.      Djoko SUYANTO, Coordinating Minister for Political, Legal & Security Affairs (menteri koordinasi bidang politik,hukum dan keamanan)
4.      Sudi SILALAHI, Ministry of  State Secretary (menteri sekretaris Negara)
5.      H. SUSWONO, Ministry of Agriculture (Menteri pertanian)
6.      Tifatul SEMBIRING, Ministry of Communication and Information (menteri komunikasi dan informatika)
7.      Mari Elka PANGESTU, Ministry of Tourism and Creative Economy (menteri pariwisata dan ekonomi kreatif)
8.      Purnomo YUSGIANTORO, Ministry of Defense (menteri pertahanan)
9.      Muhammad NUH, Ministry of Education and Culture (menteri pendidikan dan kebudayaan)

RISET PEMASARAN


RISET PEMASARAN
(Marketing Research)

Apakah yang dimaksud riset pemasaran ?
Menurut Walter B. Wentz dalam bukunya Marketing Research : Management and Methods, riset pemasaran adalah : pengumpulan dan penganalisaan informasi untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan di bidang pemasaran.

Kegunaan Informasi Pemasaran
Pada dasarnya, manajemen menggunakan informasi riset pemasaran untuk semua jenis keputusan di bidang pemasaran, yaitu :
1. Mengidentifikasi sasaran konsumen
Sasaran konsumen dapat dikelompokkan sebagai individu-individu yang mempunyai daya beli serta keinginan akan suatu barang / jasa. Proses penelitian pemasaran akan berguna dalam memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor tersebut.
2. Perencanaan barang / produk
Adanya perubahan keinginan konsumen dan penawaran barang baru dari kompetitor dapat berakibat pada laba serta market share perusahaan. Agar perusahaan dapat selalu mengikuti perkembangan pasarnya, maka barang / produk yang ditawarkan harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Disinilah perlunya riset pemasaran untuk mengumpulkan informasi akan perubahan kebutuhan konsumen tersebut.
3. Penentuan harga

MERANCANG STRATEGI DAN PROGRAM PENETAPAN HARGA


MERANCANG STRATEGI DAN PROGRAM PENETAPAN HARGA

Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan a

Harga disebut dengan berbagai nama : gaji, uang jasa, honor, bunga pinjaman, ongkos, iuran, suap, pajak penghasilan, dsb.

PENETAPAN HARGA

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas kontrak kerja baru.
Sembilan Strategi Harga-Mutu :


MEMILIH TUJUAN PENETAPAN HARGA

Pertama-tama perusahaan harus memutuskan dimana ia ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah untuk menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar salah satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga : kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pangsa pasar maksimum, skimming pasar maksimum, atau kepemimpinan mutu produk.

MERANCANG TAWARAN PASAR GLOBAL


MERANCANG TAWARAN PASAR GLOBAL

Industri global adalah industri dimana posisi strategis para pesaing dalam pasar geografis atau pasar nasional utama pada dasarnya dipengaruhi oleh posisi global mereka secara keseluruhan.
Perusahaan global adalah suatu perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara serta memiliki keunggulan litbang, produk, logistik, pemasaran, dan keuangan dalam biaya dan reputasi perusahaan yang tidak dimiliki oleh pesaing domestik murni.

Keputusan utama dalam pemasaran internasional :
1. Memutuskan apakah akan bergerak ke luar negeri
2. Menentukan pasar yang akan dimasuki
3. Menentukan cara emasuki pasar
4. Menentukan program pemasaran
5. Menentukan organisasi internasional

1. Memutuskan Apakah Akan Bergerak Ke Luar Negeri

Beberapa faktor yang dapat menarik suatu perusahaan untuk masuk ke arena internasional :
• Perusahaan domestik mendapat serangan dari perusahan global
• Pasar asing lebih menguntungkan
• Perusahaan membutuhkan basis pasar yang lebih besar untuk mencapai skala ekonomis
• Untuk mengurangi ketergantungan terhadap s

PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT


PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT


A. PERIKLANAN

Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Menentukan Tujuan Periklanan
Pilihan tujuan periklanan harus didasarkan pada analisis yang mendalam mengenai situasi pemasaran sekarang.
Tujuan (atau sasaran) periklanan adalah suatu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik.
Tujuan periklanan dapat digolongkan berdasarkan sasarannya yaitu apakah untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan.

MERANCANG dan MENGELOLA JASA


MERANCANG dan MENGELOLA JASA

Definisi Jasa

1. Philiph Kotler (2000 : 428)
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. William J. Tanton (1981 : 529)
Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.
3. Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (2000 : 3)
Jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud).

Kategori-kategori Bauran Jasa

Tawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama tawaran total. Tawaran

MENGELOLA SALURAN PEMASARAN


MENGELOLA SALURAN PEMASARAN

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi

Pedagang meliputi beberapa perantara seperti pedagang besar dan pengecer membeli, mengambil alih hak, dan menjual kembali barang dagangan itu.
Agen meliputi pialang, perwakilan manufaktur, dan agen penjualan -- mencari pelanggan dan dapat bernegosiasi atas nama produsen tetapi tidak memilii hak atas barang itu
Fasilitator meliputi perusahaan transportasi, gudang independen, bank, dan agen periklanan -- membantu proses distribusi namun tidak memiliki hak atas barang, tidak mengosiasikan pembelian atau pun penjualan.

Fungsi utama saluran pemasaran :
  1. Mengumpulkan informasi mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku, dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran
  2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk merangsang pembelian
  3. Mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan
  4. Melakukan pemesanan ke perusahaan manufaktur
  5. Memperoleh dana untuk membiayai persediaan pada berbagai level saluran pemasaran
  6. Menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut
  7. Mengatur kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir.
  8. Mengatur pelunasan tagihan pembeli melalui bank dan institusi keuangan lainnya
  9. Mengawasi transfer kepemilikan aktual dari suatu organisasi atau orang kepada organisasi atau orang yang lain.

Level-level saluran :

Dalam merancang saluran pemasaran, pemasar harus memahami level output jasa yang diinginkan pelanggan sasaran. Saluran menghasilkan lima output jasa yang diharapakan oleh konsumen: (i) ukuran lot (ii) waktu tunggu (iii) kenyamanan tempat (iv) variasi produk (v) pelayanan pendukung.

Perusahaan harus memutuskan jumlah perantara yang digunakan pada tiap level saluran. Ada tiga strategi yang tersedia :
  1. Distribusi eksklusif. Biasanya strategi itu mencakup perjanjian eksklusif, yang tidak memperbolehkan penjual menjual merek-merek pesaing.
  2. Distribusi selektif. Strategi itu digunakan oleh  perusahaan mapan dan perusahaan baru yang berusaha mendapatkan distributor. Perusahaan tidak perlu menghabiskan tenaganya di banyak toko; distributor selektif memampukan produsen untuk mendapatkan cakupan pasar yang  memadai dengan pengendalian yang lebih besar dan biaya yang lebih sedikit daripada distribusi intensif.
  3. Distrubusi intensif. Produsen menempatkan barang dan jasa di sebanyak mungkin toko. Strategi itu biasanya digunkan untuk produk yang mudah ditemukan (convenience items) seperti produk tembakau, bensin, sabun, makanan ringan, dan permen karet.

Produsen harus menentukan hak dan tanggung jawab para anggota saluran yang berpartisipasi yang meliputi : kebijakan harga, syarat penjualan, hak teritorial distributor, dan jasa dan tanggung jawab timbal balik.

Setelah perusahaan memilih sebuah alternatif saluran, tiap perantara harus  diseleksi, dimotivasi, dan dievaluasi. Pengaturan saluran juga harus dimodifikasi dari waktu ke waktu.




Sistem saluran :
  1. Sistem Pemasaran Vertikal (Vertical Marketing System – VMS) terdiri dari produsen, pedagang besar, dan pengecer yang bertindak sebagai satu sistem yang menyatu. Berbeda dengan saluran pemasaran konvensional yang terdiri dari seorang produsen independen, pedagang besar, dan pengecer yang masing-masing merupakan entitas terpisah yang sasarannya memaksimumkan laba sendiri, bahkan jika sasaran itu mengurangi laba sistem itu secara keseluruhan. Tidak ada anggota saluran yang memiliki pengendalian penuh atau besar atas anggota lainnya.
Ada tiga jenis VMS : korporasi, teradministrasi, dan kontraktual.
VMS korporasi (corporate VMS) menggabungkan serangkaian tahap produksi dan distribusi di bawah kepemilikan tunggal.
VMS teradministrasi (administered VMS) mengkoordinasi serangkaian tahap produksi dan distribusi tidak melalui kepemilikan biasa tetapi melalui ukuran dan kekuatan salah satu anggota.
VMS kontraktual (contractual VMS) terdiri dari perusahaan-perusahaan indpenden pada berbagai level produksi dan distribusi yang menyatukan program mereka berdasarkan kontrak untuk memperoleh lebih banyak pengaruh ekonomi dan / atau penjualan daripada yang dapat mereka capai sendiri. VMS kontraktual meliputi : jaringan sukarela yang disponsori pedagang besar, koperasi pengecer, dan organisasi waralaba.

  1. Sistem pemasaran horisontal yaitu dua perusahaan atau lebih yang tidak berhubungan menggabungkan sumber daya atau program untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.

  1. Sistem pemasaran multi saluran (multichannel marketing) terjadi saat suatu perusahaan menggunakan dua saluran pemasaran atau lebih untuk mencapai satu atau beberapa segmen pelanggan. Tiga manfaat penting yang diperoleh sistem pemasaran multi saluran adalah : peningkatan cakupan pasar, biaya saluran yang lebih rendah, dan penjualan yang lebih disesuaikan.

Konflik yang bisa terjadi :
  • konflik saluran pemasaran vertikal terjadi bila muncul konflik antara level yang berbeda dalam saluran yang sama.
  • Konflik saluran horisontal terjadi bila muncul konflik antara para anggota di level yang sama dalam saluran itu.
  • Konflik multi saluran terjadi bila produsen membangun dua saluran atau lebih yang saling bersaing untuk menjual di pasar yang sama.

Penyebab konflik saluran :
  • Ketidaksesuaian sasaran
  • Peran dan hak yang tidak jelas
  • Perbedaan persepsi
  • Ketergantungan besar perantara pada produsen

Mengelola konflik saluran pemasaran :
  • Penggunaan sasaran superordinat (sasaran yang paling tepat)
  • Mempertukarkan orang di antara dua atau lebih tingkat saluran
  • Kooptasi adalah usaha suatu organisasi untuk memperoleh dukungan pemimpin organisasi lain dengan memasukkan mereka ke dalam dewan penasihat, dewan direksi, dan sejenisnya.
Bila konflik kronis dan akut, pihak-pihak terkait perlu melakukan : diplomasi, mediasi, dan arbitrasi.


sumber: Endang Ruhiyat SE. M.M

MENGELOLA PEMASARAN LANGSUNG DAN PEMASARAN ON-LINE


MENGELOLA PEMASARAN LANGSUNG DAN PEMASARAN ON-LINE

Semakin banyak pemasaran sekarang yang beralih dari pasar konvensional ke cyberspace
Pemasaran langsung  menurut Direct Marketing Association adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan / atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi
Manfaat pemasaran langsung :
  1. Bagi konsumen : berbelanja di rumah menyenangkan, nyaman, dan bebas dari pertengkaran, menghemat waktu.
  2. Bagi industri : dapat mempelajari barang dan jasa yang tersedia tanpa menghabiskan waktu untuk bertemu dengan wiraniaga
  3. Bagi penjual : dapat membeli daftar alamat yang memuat nama dari hampir semua kelompok.
Perusahaan-perusahaan saat ini membuat basis data pelanggan.
Basis data pelanggan adalah kumpulan data komprehensif yang terorganisir tentang pelanggan dan calon pelanggan individual terkini, dapat diakses dan dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran seperti identifikasi calon pelanggan, kualifikasi calon pelanggan, penjualan produk atau jasa,  atau pemeliharaan hubungan pelanggan
Basis data pemasaran adalah pembentukan, pemeliharaan, serta pemakaian basis data pelanggan dan basis data lain (produk, pemasok, pedagang kembali/reseller) dengan tujuan untuk berhubungan dan bertransaksi.
Basis data pelanggan terdiri dari data demografis, psikografis pembelian terdahulu, serta informasi individual lain yang relevan.
Perusahaan menggunakan basis data mereka dalam empat cara :
  1. Mengidentifikasi calon pembeli
  2. Memutuskan pelanggan mana yang harus mendapatkan tawaran tertentu
  3. Memperdalam kesetiaan pelanggan
  4. Mengaktifkan kembali pembelian pelanggan
Pemasaran berdasarkan basis data membutuhkan investasi yang besar. Perusahaan harus berinvestasi dalam perangkat keras komputer, perangkat lunak basis data, program analisis, hubungan komunikasi, dan pegawai yang ahli.
Pemasar langsung dapat menggunakan berbagai saluran untuk menjangkau calon pembeli dan pelanggan. Saluran itu terdiri dari :
  1. Penjualan tatap muka : adalah kunjungan penjualan lapangan
  2. Pemasaran surat langsung : terdiri dari pengiriman tawaran, pemberitahun, pengingat, atau barang-barang lain kepada seseorang di alamat tertentu. Pengiriman surat bisa berupa : fax mail, e-mail , dan voice mail.
  3. Pemasaran melalui katalog : terjadi ketika perusahaan mengirimkan satu atau lebih katalog produk kepada penerima yang terpilih
  4. Telemarketing : menggambarkan penggunaan operator telepon untuk pelanggan baru, untuk berkontak dengan pelanggan yang ada guna mengetahui dengan pasti level kepuasan pelangga, atau untuk mengambil pesanan
  5. TV dan media dengan tanggapan langsung lain : tiga cara TV dalam mempromosikan penjualan langsung : Iklan tanggapan langsung, saluran belanja di rumah, dan videotxt dan TV interaktif
  6. Pemasaran melalui kios : berupa mesin penerima pesanan pelanggan
  7. Saluran online

Saluran terbaru dari pemasaran langsung adalah saluran elektronik. Istilah perdagangan elektronik (e-commerce) menggambarkan satu varietas luas dari perangkat lunak atau sistem komputer elektronik, seperti pengiriman pesanan pembelian kepada pemasok melalui elektronik data interchange (EDI), penggunaan faks dan e-mail untuk melakukan transaksi ; penggunaan ATM, kartu smart untuk memudahkan pembayaran dan mendapatkan uang tunai secara digital; dan penggunaan internet dan layanan online.
Ada dua fenomena yang melandasi bisnis elektronik : digitalisasi dan konektivitas.
Digitalisasi terdiri dari mengubah teks, data, suara, dan gambar ke dalam arus ”bits” yang dapat dikirim dengan kecepatan yang luar biasa dari satu lokasi ke lokasi lain.
Konektivitas mencakup membangun jaringan dan mengekspresikan fakta bahwa banyak bisnis dunia dilakukan melalui jaringan yang menghubungkan orang dan perusahaan. Jaringan disebut :
  • Intranet ketika menghubungakn orang-orang di dalam suatu perusahaan
  • Ekstranet ketika menghubungkan perusahaan dengan pemasok dan pelanggannya
  • Internet ketika menghubungkan pemakai dengan jalur informasi bebas hambatan” yang sangat besar.
Saluran e-commerce memiliki dua tipe :
1.       Saluran komersial : banyak perusahaan yang mendirikan layanan informasi dan pelayanan online yang dapat diakses oleh mereka yang telah mendaftar untuk mendapatkan layanan tersebut dengan membayar iuran bulanan.
2.       Internet : adalah jaringan computer Web global yang memungkinkan komunikasi global yang cepat dan terdesentralisasi.
Tiga manfaat utama layanan on-line bagi pembeli potensial :
  1. Kemudahan
  2. Informasi 
  3. Rongrongan yang lebih sedikit.
Manfaat layanan on-line bagi pemasar :
  • Penyesuaian yang cepat terhadap kondisi pasar
  • Biaya yang lebih rendah
  • Pemupukan hubungan
  • Pengukuran besar pemirsa
Pemasaran on-line memiliki sekurang-kurangnya empat manfaat besar :
  1. Baik perusahaan besar maupun kecil dapat membiayainya
  2. Tidak ada keterbatasan riil untuk tempat iklan, berbeda dengan media cetak dan siaran
  3. Akses dan pengambilan informasi yang cepat, dibandingkan dengan surat satu malam dan bahkan faks
  4. Situs itu dapat dikunjungi oleh siapa saja di dunia dan kapan saja
  5. Belanja dapat dilakukan secara pribadi dan cepat
Akan tetapi, pemasaran on-line tidak selalu cocok untuk setiap perusahaan, juga tidak selalu cocok untuk setiap produk. Internet kurang bermanfaat untuk produk-produk yang harus disentuh atau diperiksa sebelumnya. Tetapi itu ada kekecualian.
Pemasar dapat menjalankan pemasaran on-line dengan menciptakan :
  • Kehadiran secara elektronis pada internet ;
Ribuan bisnis telah menciptakan kehadirannya pad internet. Banyak dari situs Web itu menawarkan beragam jasa kepada para pengguna. Situs-situs itu terdiri dari dua bentuk dasar :
    1. Situs Web perusahaan : sebuah perusahaan menawarkan informasi dasar tentang riwayat perusahaan, misi dan filosofi, produk dan jasa, serta lokasinya. Ia mungkin juga menawarkan peristiwa-peristiwa terkini, data kinerja keuangan, dan peluang kerja
    2. Situs Web pemasaran : dirancang untuk membawa calon pelanggan dan pelanggan lebih dekat kepada suatu pembelian atau hasil pemasaran lain
  • Berpartisipasi dalam forum, newgroup, dan buletin boards; memasang iklan online; komunitas Web
-          Forum adalah kelompok diskusi yang berada dalam layanan on-line komersial
-          Newsgroup adalah forum versi internet, namun newsgroup terbatas pada orang yang memasang dan membaca pesan tentang topik tertentu
-          Buletin board system (BBS) adalah layanan on-line khusus yang berpusat pada topik atau kelompok tertentu
-          Komunitas Web adalah situs Web yang disponsori secara komersial di mana para anggota berkumpul secara on-line dan bertukar pendapat tentang isu-isu yang menarik minat bersama.
  • Menggunakan email dan Webcasting.

Pemasaran on-line akan membawa perubahan mendalam terhadap berbagai sektor perekonomian. Keunggulan yang disebabkan oleh skala ekonomi akan merosot, biaya iklan global akan berkurang, dan perusahaan-perusahaan kecil yang menawarkan produk-produk khusus akan mampu mencapai pasar dunia yang jauh lebih besar.
Sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pemasar on-line :
  1. Paparan dan pembelain konsumen yang terbatas
  2. Psikografik dan demografik yang tidak simetris
  3. Semrawut dan kacau
  4. Keamanan
  5. Masalah-masalah etika
  6. Serangan balasan konsumen
Para pemasar langsung dan pelanggan mereka biasanya menikmati hubungan yang saling menguntungkan. Namun kadang-kadang sisi gelap muncul : gangguan, ketidakadilan, penipuan dan kecurangan, danpelanggaran privasi.


sumber; Endang Ruhiyat SE, M.M

MENGELOLA LINI PRODUK DAN MEREK


 MENGELOLA LINI PRODUK DAN MEREK

Produk  adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, property, organisasi dan gagasan.

A.       PRODUK DAN BAURAN PRODUK

  1. Level Produk
Dalam merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima level produk. Tiap level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan.
Lima level produk :
1.        Manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan.
2.        Produk dasar (basic product)
3.        Produk yang diharapkan (expected product), serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika membeli produk itu.
4.        Produk yang ditingkatkan (augmented product) yang melampau harapan pelanggan.
5.        Produk potensial (potential product) yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan.


  1. Hierarki Produk
Tiap produk berkaitan dengan produk-produk lain tertentu. Hierarki produk terentang mulai dari kebutuhan dasar sampai produk-produk khusus yang memuaskan kebutuhan khusus.
Tujuh level hierarki produk :
1.        Rumpun kebutuhan (need family) : kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk
2.        Rumpun produk (product family) : semua kelas produk yang dapat memenuhi semua kebutuhan inti dengan efektifitas yang memadai.
3.        Kelas produk (product class) : sekelompok produk dalam rumpun produk yang diakui mempunyai persamaan fungsional
4.        Lini produk (product line) : sekelompok produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat karena produk-produk itu melaksanakan fungsi yang serupa, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau berada dalam rentang harga tertentu.
5.        Jenis produk (product type) : sekelompok produk dalam lini produk yang sama-sama memiliki sejumlah kemungkinan bentuk produk.
6.        Merek (brand) : nama yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini produk, yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.
7.        Unit produk(item, juga disebut stockkeeping unit atau product variant) : satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain.
Ada dua istilah lain yang sering digunakan berkenaan dengan hierarki produk.
1.        Sistem produk (product system) adalah sekelompok produk yang berbeda tetapi saling berhubungan yang berfungsi dengan cara saling melengkapi. Misalnya, Nikon Company menjual kamera beserta satu set lensa, filter dan pilihan lain yang membentuk suatu sistem produk.
2.        Bauran produk (product mix atau product assortment) merupakan rangkaian dari seluruh produk dan varian produk yang ditawarkan satu penjual tertentu kepada para pembeli.

  1. Klasifikasi Produk
Pemasar biasanya mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik produk : daya tahan, keberwujudan, dan penggunaan (konsumen atau industri). Tiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai.

a.        Klasifikasi Daya Tahan dan Keberwujudan
Produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya :
1.        Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) : adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
2.        Barang tahan lama (durable goods) : adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.
3.        Jasa (service) : jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.

b.       Klasifikasi Barang Konsumen
Banyaknya jenis barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen, yaitu :
1.        Barang kenyamanan (convenience) : adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum. Contohnya, surat kabar, rokok, sabun dsb.
        Barang convenience terbagi atas :
a.        Barang kebutuhan sehari-hari (staples) : adalah barang yang dibeli konsumen secara teratur. Contohnya : sikat gigi, sabun dsb.
b.        Barang dadakan (impulse) : barang yang dibeli berdasarkan keinginan seketika, tanpa perencanaan atau usaha pencarian. Contoh : permen dsb.
c.        Barang darurat (emergency) : adalah barang yang dibeli saat kebutuhan itu mendesak. Contoh : payung, jas hujan dsb.
2.        Barang belanjaan (shopping) : adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Contohnya furniture, pakaian, mobil bekas, dsb.
        Barang shopping terbagi atas :
a.        barang homogen : memiliki mutu yang serupa tetapi mempunyai harga yang cukup berbeda sehingga dapat dijadikan alasan perbandingan dalam berbelanja.
b.        Barang heterogen : berbeda dalam keistimewaan dan jasa produk yang mungkin lebih penting daripada harganya.
3.        Barang khusus (specialty goods) : adalah barang-barang dalam karakteristik unik atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contoh mobil mewah, jas khusus pria dsb.
4.        Barang yang dalam kondisi normal tidak dicari (unsought) : adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Contoh. Tanah kuburan, asuransi jiwa, ensiklopedia dsb.



4.      Klasifikasi Barang Industri
Tiga kelompok barang industri :
  1. Bahan baku dan suku cadang (materials & parts) : adalah barang-barang yang sepenuhnya memasuki produk yang dihasilkan. Terbagi atas dua kelas :
a.        Bahan mentah : Bahan mentah terbagi atas dua kelas utama :
1)       Produk pertanian misalnya gandum, padi, kapas, ternak, dsb.
2)       Produk alam misalnya ikan, kayu, minyak mentah, biji besi, dsb.
b.        Bahan baku dan suku cadang hasil manufaktur : Dibagi atas dua kategori :
1)       Bahan baku komponen misalnya, besi, kabel, semen, dsb.
2)       Suku cadang komponen misalnya, motor kecil, ban, cetakan, dsb.
  1. Barang modal (capital items) : adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir. Terbagi atas dua kelompok :
a.        Instalasi, Instalasi terdiri dari :
1)       Bangunan misalnya pabrik dan kantor
2)       Peralatan misalnya generator, bor, lift, dsb.
        Instalasi merupakan pembelian yang besar. Instalasi biasanya dibeli langsung dari produsennya.
b.        Peralatan
        Meliputi peralatan dan perkakas pabrik yang dapat dibawa-bawa misalnya perkakas pertukangan, truk pengangkut serta peralatan kantor misalnya PC dan meja.
        Peralatan memiliki umur yang lebih singkat dibandingkan instalasi tetapi umurnya lebih panjang dibandingkan perlengkapan operasi.
  1. Perlengkapan dan Jasa Bisnis : adalah barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir.
Perlengkapan ada dua jenis :
a.        Perlengkapan operasi misalnya pelumas, batu bara, kertas tulis, pensil, dsb.
b.        Barang untuk pemeliharaan dan perbaikan misalnya cat, paku, sapu dsb.
Perlengkapan ekuivalen dengan barang convenience dalam bidang industri ; perlengkapan biasanya dibeli dengan usaha minimum berdasarkan pembelian ulang langsung.
Jasa bisnis meliputi :
a.        Jasa pemeliharaan dan perbaikan misalnya membersihkan jendela, reparasi mesin tik, dsb.
b.        Jasa konsultasi bisnis misalnya konsultasi manajemen, hukum, iklan, dsb.

  1. Bauran Produk
Bauran produk (product mix, juga disebut product assortment) : adalah kumpulan dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Misalnya kodak terdiri atas dua lini produk utama : produk informasi dan produk citra. Michelin memiliki tiga lini produk : ban, jasa, dan pemeringkat restoran.
Bauran produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi tertentu :
  1. Lebar bauran produk mengacu pada berapa banyak macam lini produk perusahaan itu.
  2. Panjang bauran produk mengacu pada jumlah unit produk dalam bauran produknya.
  3. Kedalaman bauran produk mengacu pada berapa banyak varian yang ditawarkan tiap produk dalam lini tersebut.
  4. Konsistensi bauran produk mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi, atau hal lainnya.

B.     KEPUTUSAN LINI PRODUK

  1. Analisis Lini Produk
Manajer lini produk harus mengetahui penjualan dan laba tiap unit produk dalam lininya untuk menentukan unit produk mana yang akan dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau dihentikan. Mereka juga perlu memahami profil pasar tiap produk.

Penjualan dan Laba Lini Produk
Penjualan yang sangat terpusat pada sejumlah unit kecil produk menunjukkan kerentanan lini tersebut. Unit-unit tersebut harus diawasi dan dilindungi secara cermat. Manajer lini produk dapat mempertimbangkan untuk melepas unit produk yang penjualan dan labanya rendah kecuali jika unit produk itu mempunyai potensi besar untuk tumbuh.

Profil Pasar
Manajer lini produk juga harus menganalisis bagaimana posisi lini produknya terhadap lini produk pesaing. Untuk itu manajer lini harus membuat peta produk yang berguna untuk merancang strategi pemasaran lini produk. Peta itu menunjukkan unit produk pesaing yang menyaingi produk perusahaannya. Manfaat lainnya dari peta produk tersebut adalah dapat untuk mengidentifkasi segmen pasar. Setelah  melaksanakan analisis lini produk, manejer lini produk harus mempertimbangkan keputusan tentang panjang lini produk, modernisasi lini, keistimewaan lini dan pemangkasan lini.

  1. Panjang Lini Produk
Masalah yang  dihadapi manajer lini produk adalah panjang lini produk yang optimal. Lini produk terlalu pendek jika manajer dapat meningkatkan laba dengan menambah unti produk; lini terlalu panjang jika dapat ditingkatkan laba dengan mengurangi unti produk.
Perusahaan yang ingin memperoleh pangsa pasar dan pertumbuhan yang besar akan menggunakan lini yang lebih panjang. Sedangkan perusahaan yang mementingkan laba yang tinggi akan menggunakan lini yang lebih pendek yang terdiri atas beberapa unit produk yang dipilih dengan cermat.
Perusahaan dapat memperpanjang lini produknya dengan dua cara : perentangan lini (line stretching) dan pengisian lini (line filling).

a. Perentangan Lini
Perentangan lini terjadi jika perusahaan memperpanjang lini produknya melalmpaui cakupan yang sekarang. Perusahaan dapat merentang lininya ke bawah, ke atas atau kedua arah.
1)       Perentangan ke Bawah
Sebuah perusahaan yang posisinya di pasar tengah mungkin ingin memperkenalkan lini harga yang lebih rendah karena satu dari tiga alasan berikut :
  1. Melihat peluang pertumbuhan di pasar kelas bawah
  2. Keinginan mengikat kelas bawah agar tidak bergerak ke atas
  3. Menemukan bahwa pasar tengah sedang mengalami stagnasi atau kemunduran.
Tiga pilihan nama ketika perusahaan bergerak ke bawah :
  1. Menggunakan nama yang sama pada semua tawarannya misal Sony
  2. Menggunakan nama sub merk untuk harga yang lebih rendah misal Sony Value Line
  3. Menggunakan nama yang berbeda untuk harga yang lebih rendah.
2)       Perentangan ke Atas
Perusahaan bawah mungkin ingin masuk ke pasar atas. Mereka tertarik dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, marjin yang lebih besar atau sekedar untuk memposisikan diri sebagai produsen yang memproduksi lini yang lengkap. Banyak perusahaan membuat produk dengan nama yang benar-benar baru misal Toyota mengeluarkan Lexus dsb.
3)       Perentangan Dua Arah
Perusahaan menengah mungkin akan memutuskan merentangkan lininya kedua arah untuk meraih kepemimpinan dalam lini produk tertentu.

b. Pengisian Lini
Lini produk dapat diperpanjang dengan menambah lebih banyak unti produk dalam rentang lini yang sekarang. Beberapa motif pengisian lini : memperoleh tambahan laba; berusaha memuaskan penyalur; berusaha menggunakan kapasitas yang berlebih; berusaha memimpin dengan lini yang penuh; mencoba mengisi relung pasar agar tidak diisi pesaing.
Untuk hal ini perusahaan perlu mendiferensiasikan tiap unit produk sehingga memiliki perbedaan yang dapat diekenali. Perusahaan juga memproduksi dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasar bukan untuk memuasakan kebutuhan internal.

Modernisasi Lini
Modernisasi bisa dilakukan dengan sedikit demi sedikit atau semuanya sekaligus. Modernisasi sedikti demim sedikit butuh sedikit arus kas perusahaan. Kelemahannya adalah memungkinakan pesaing mengetahui perubahan dan mulai merancang ulang lini mereka.
Waktu modernisasi juag harus memperhitugnkan saat yang tepat artinya tidak terlalu awal (sehingga mengganggu penjualan lini produk sekarang atau tidak terlalu terlambat (setelah pesaing membangun reputasi yang kuat atas peraltan yang lebih maju).

Menonjolkan Keistimewaan Lini (Line Featuring)
Ada perusahaan yang mengumumkan produk dengan harga rendah utnuk menarik konsumen. Disisi lain manajer akan menonjolkan unit produk dengan posisi yang tinggi untuk menaikan prestise pada lini tersebut.

Pemangkasan Lini
Manajer lini produk secara berkala harus menelaah berbagai unti produknya untuk melihat produk yang perlu dipangkas. Lini produk itu dapat mencakup unti produk yang tidak lagi berguna atau mengurangi laba.


C.     KEPUTUSAN MEREK

1.        Apakah Merek itu?
American Marketing Association mendefinisikan merek sbb :
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semua hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Merek dapat berupa logo, nama, merk dagang atau simbol lain.
Berdasarkan UU merek dagang, penjual diberikan hak ekslusif untuk menggunakan merek untuk selamanya. Merek berbeda dengan aktiva lain seperti hak paten dan hak cipta yang mempunyai batas waktu.
Merek lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam level pengertian :
1.        Atribut : Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes mengingatkan kita akan produk yang dirancang dengan baik, bergengsi tingggi.
2.        Manfaat : atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat  fungsional dan emosional, misal : ”mobil ini membuat saya menjadi penting dan dihargai”.
3.        Nilai : merek juga menyatatakan sesutu tentang produsen, jadi mercedes berarti kinerja tinggi, kemananan, gengsi dll.
4.        Budaya : merek juga mewakili budaya tertentu, misalnya mercedes mewakili budaya Jerman  yang efisien, bermutu tinggi dan terorganisasi.
5.        Kepribadian : merek mencerminkan kepribadian tertentu misal, mercedes mencerminkan kepribadian pemimpin yang masuk akal.
6.        Pemakai : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.


2. Kekuatan dan Nilai Merek (Ekuitas Merek)
Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya di pasar. Pada satu sisi ada merek yang tidak dikenal oleh sebagian besar pembeli di pasar. Kemudian ada merek yang terhadapnya pembeli memiliki tingkat ;
  1. Kesadaran merek (brand awareness) yang tinggi
  2. Penerimaan merek (brand acceptability) yang tinggi
  3. Preferensi merek (brand preference) yang tinggi
  4. Kesetiaan merek (brand loyalty) yang tinggi
Aaker membedakan lima level sikap pelanggan terhadap merek mereka, dari yang terendah hingga tertinggi :
  1. Pelanggan akan mengganti merek, terutama untuk alasan harga. Tidak ada kesetiaan merek.
  2. Pelanggan puas. Tidak ada alasan untuk berganti merek.
  3. Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti merek
  4. Pelanggan menghargai merek itu dan menganggapnya sebagai teman
  5. Pelanggan terikat kepada merek itu.
Ekuitas merek (brand equity) sangat berkaitan dengan seberapa banyak pelanggan suatu merek berada pada posisi 3, 4, 5.
Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan kompetitif :
  1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil karena kesadaran dan kesetiaan merek konsumen yang tinggi.
  2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan distributor dan pengecer karena pelanggan mengharapkan mereka untuk menjual merek tersebut.
  3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesaingnya karena merek tersebut memiliki mutu yang diyakini lebih tinggi.
  4. Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan merek karena merek tersebut memiliki kredibilitas tinggi.
  5. Merek itu melindungi perusahaan dari persaingan harga yang ganas.
Suatu nama merek harus dikelola dengan cermat agar ekuitas merek tidak mengalami penyusutan.



3. Tantangan Dalam Pemberian Merek

a.        Keputusan Pemberian Merek
Ada dua pilihan ; produk diberi merek atau tanpa merek. Pertama kali merek diberlakukan pada abad pertengahan yang mengharuskan para pengrajin memberikan merek untuk melindungi produknya dari produk yang bermutu rendah. Di dunia seni merek juga dimulai dengan seniman menandatangani hasil karyanya.
Dalam beberapa kasus, terjadi gerakan kembali ke ”tanpa merek”. Generik itu artinya tanpa nama.
Mengapa para penjual memberikan merek pada produk mereka walau hal itu membutuhkan biaya. Merek memberikan beberapa manfaat bagi penjual :
  1. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah.
  2. Nama merek dan tanda merek penjualan memberikan perlindungan hukum atas ciri-ciri produk yang unik.
  3. Merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik pelanggan yang setia dan menguntungkan.
  4. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
  5. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan, memudahkan perusahaan meluncurkan merek-merek yang baru yang mudah diterima oleh para distributor dan pelanggan.

b.       Keputusan Pengajuan Usulan Merek
Produsen memiliki beberapa piliah yang berkaitan dengan pengajuan usulan merek. Produk dapat diluncurkan sebagai merek produsen (kadang disebut merek nasional), merek distributor (juga disebut merek pengecer, toko, atau pribadi – retailer, store, house/private brand), atau merek lisensi. Alternatif lain bahwa para produsen memproduksi sebagaian output dengan namanya sendiri dan sebagian lainnya dengan label distributor.
4.  Keputusan Nama Merek
Empat strategi dalam memilih nama merek yang akan digunakan :
  1. Nama merek individual : keuntungannya utamanya adalah bahwa reputasi perusahaan tidak terikat erat dengan produk itu.
  2. Nama kelompok digunakan untuk semua produk : biaya pengembangan lebih sedikit karena tidak dibutuhkan riset ”nama” atau pengeluaran iklan yang besar untuk menciptakan pengakuan nama merek.
  3. Nama kelompok yang berbeda-beda untuk semua produk : jika perusahaan memproduksi produk-produk yang agak berbeda, tidak dianjurkan untuk menggunakan nama kelompok keseluruhan untuk semua produk.
  4. Nama dagang perusahaan dikombinasikan dengan nama produk individual. Misalnya Kellogg’s Rice Krispies, dsb.
Jika suatu perusahaan sudah menentukanstrategi mereknya, ia akan menghadapi tugas untuk memilih merek tertentu.
Mutu yang diinginkan dari suatu merek di antaranya :
  1. Harus menyatakan sesuatu tentang manfaat produk, misalnya : Beautyrest, Crafts-man, dsb.
  2. Harus menyatakan mutu produk seperti tindakan atau warna, misalnya : Sunkist, Blue Bird, dsb.
  3. Harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat : nama yang pendek akan lebih baik, misalnya : Tik Tak, Sugus,  dsb.
  4. Harus berbeda,  misalnya : Mustang, Kodak, Nikon, dsb.
  5. Tidak boleh memiliki makna yang buruk di negara dan bahasa lain, misalnya : Nova yang dalam bahasa Spanyol artinya ”tidak berjalan lancar”.

  1. Keputusan Strategi Merek
Perusahaan memiliki lima pilihan strategi merek :
  1. Perluasan lini (merek yang ada diperluas ke ukuran, rasa baru, dll. dalam kategori produk yang telah ada).
  2. Perluasan merek (merek diperluas ke kategori produk baru).
  3. Multi-merek (merek baru diperkenalkan dalam kategori produk yang sama)
  4. Merek baru (merek baru untuk kategori produk baru)
  5. Merek bersama (merek yang menyandang dua nama merek terkenal atau lebih)

  1. Keputusan Penentuan Ulang Posisi Merek
Sebaik apapun suatu merek diposisikan dalam pasar, perusahaan mungkin harus menentukan kembali posisinya nanti bila menghadapai pesaing baru atau bila terjadi perubahan preferensi pelanggan.

D.     PENGEMASAN DAN PELABELAN

  1. Pengemasan
Pengemasan (packaging)mencakup semua kegiatan merancang dan  memproduksi wadah atau pembungkus suatu produk.
Wadah atau pembungkus itu disebut kemasan. Kemasan mungkin terdiri atas tiga level bahan. Jadi, Oil of Ulay itu berada dalam botol (kemasan primer) yang dimasukkan ke dalam kotak karton (kemasan sekunder) dalam suatu kotak kardus (kemasan pengiriman) yang berisi enam lusin kotak Oil of Ulay.
Berbagai faktor yang berperan dalam meningkatnya penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran :
  1. Swalayan, kemasan harus menarik perhatian sehingga kemasan bisa menjadi ”iklan lima detik” disaat calon pembeli berbelanja di toko swalayan.
  2. Kemakmuran konsumen : meningkatnya kemakmuran konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk kenyamanan, penampilan,  keandalan dan gengsi dari kemasan yang baik.
  3. Citra perusahaan dan merek : mungkin orang akan berbelanja produk Susu Bendera ketika ia melihat kemasan susu bendera yang terkenal itu.
  4. Peluang inovasi : pasta gigi dengan pompa dispenser berhasil merebut 12 pasar pangsa pasar pasta gigi karena banyak konsumen menganggapnya lebih nyaman dan rapi.

  1. Pelabelan
Penjual harus memberikan label pada produknya. Label bisa hanya berupa tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan kemasan.
Label memiliki beberapa fungsi :
  1. Label mengidentifikasi produk atau merek, misalnya nama Sunkist dicap pada jeruk.
  2. Label menentukan kelas produk, misalnya buah peach kalengan diberi label kelas A, B, dan C.
  3. Label menjelaskan produk, siapa pembuatnya, dimana dibuatnya, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana menggunakannya.
  4. Label mempromosikan produk melalui gambar yang menarik.










Sumber; Endang Ruhiyat SE, MM


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls